KARAKTERISTIK
ANAK USIA DINI
Anak
usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering disebut
dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai
aspek. Usia dini terutama di bawah dua tahun menjadi masa yang paling peka dan
potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
Penanganan
anak usia dini khususnya di bidang pendidikan sangat menentukan kualitas
pendidikan di masa-masa mendatang. Pada masa usia dini itu kualitas hidup
seorang manusia dipancangkan dan memiliki maknadan pengaruh yang
luar biasa pada kehidupan yang selanjutnya.
Banyak
penanganan atau cara yang dapat kita lakukan untuk anak usia dini dalam
meningkatkan potensinya, salah satunya dengan melalui bercerita. Bagi
anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Sebaliknya duduk berlama-lama menyimak cerita atau dongeng
adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan
nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas.
Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap
kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak.
Bercerita
memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada anak sesuai minat anak,
sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak sekaligus menyenangkan bagi
anak. Hasil belajar melalui cerita akan bertahan lama karena akan lebih
berkesan dan bermakna, mengembangkan ketrampilan berpikir anak dengan
permasalahan yang dihadapi.
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan
berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
demikian strategi pembelajaran menekankan pada bagaimana aktifitas guru
mengajar dan aktifitas anak belajar. Macam-macam metode pembelajaran antara
lain; berpusat pada anak, bermain, bercerita, bernyanyi dan pembelajaran
terpadu.
Bercerita
adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu
kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan
pengetahuan kepada orang lain. Bercerita dalam konteks komunikasi dapat
dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan
tentang suatu (ide) pengalaman. Sementara dalam konteks pembelajaran anak usia
dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi
kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran kemudian menuturkannya kembali denagn
tujuan melatih ketrampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide
dalam bentuk lisan.
Pada
kurikulum 1994, bercerita dinyatakan sebagai salah satu metode yang dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Metode bercerita didefinisikan
sebagai cara memberikan penerangan atau bertutur dan menyampaikan cerita secara
lisan. Anak sangat menyukai cerita atau dongeng sehingga bentuk metode cerita
sangat cocok untuk mengajarkan moral pada anak.
Strategi
pembelajaran melalui bercerita merupakan salah satu strategi yang banyak
digunakan pada pembelajaran Taman Kanak-kanak, sebagai mana halnya
kegiatan pengajaran yang lain, kegiatan itu selalu dimulai dengan merencanakan,
melaksanakan dan menilai kegiatan pengajaran. Dikaitkan dengan dunia kehidupan
anak, bercerita adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak. Dunia kehidupan anak penuh dengan suka cita, maka
kegiatan bercerita harus diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu,
dan mengasyikkan untuk dapat menarik perhatian anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar